I swear by Almighty God that I will tell the truth, the whole truth and nothing but the truth

Sabtu, 27 Oktober 2012

where's that seven years old girl going??

kemarin ngumpul-ngumpul sama keluarga. mama, tante, ponakan, tante yang lain.
ngoceh, nge-gosip, ngerumpik, curcol, apalah namanya, tapi moment yang paling saya ingat adalah bagian nostalgia nya.

cerita punya cerita, tentang masa kecil. banyak sih kalo mau diceritakan satu- satu, tentang aku, adik ku, dan keponakanku. but i dont even remember most of the stories, so why bother. i'll stick with the one that get me to write here today.

sejarah menyatakan bahwa saya makhluk yang kompetitif, pede sekali, dan bisa sangat meyakinkan.
 two stories stands out for my purpose to make a point.

1. belajar naek sepeda
saya punya adek cowo yang walaupun sudah tidak menggemaskan lagi, sangat suka belajar hal baru. setahun sekian bulan lebih muda, dan sangat menyebalkan. :)
semua di mulai ketika dia memutuskan belajar naik sepeda dan berhasil melakukannya.
tumbuh di keluarga dengan banyak om dan tante yang sering main ke rumah, fakta bahwa adik saya lebih dulu bisa naik sepeda daripada saya pasti menimbulkan kekacauan. at least for me.
constant bullying if you must.
diledek, digoda, diejek. apapun bentuknya. bagaimanapun anda mau menyebutnya.
intinya SAYA TIDAK SUKA.
so the 7 years old girl of me decide that she can ride a bycicle.
just like that. no learning. no hesitation. she just can
ambil sepeda. posisikan sepeda di atas bidang landai (semacam porostan untuk menurunkan sepeda dari dalam rumah). naik ke atasnya.
mengumumkan 'aku juga bisa no!!'
kayuh sepeda. bidang landai menambah akselerasi kecepatan.
i can not ride a bycicle.
please do the math.
detik pertama saya ada di depan rumah. proud and safe on my bycicle.
the next, saya nyungsep di pagar.
not a good thing to do.

2. ego saya sudah tinggi bahkan ketika saya 7 tahun. jadi bahkan setelah pengalaman nyungsep, saya tidak belajar apapun selain bahwa saya butuh roda tambahan di sepeda saya.
setting berbeda. kejadian terulang kembali.
kali ini masalah berenang.
ayah saya besar di daerah pantai. berenang itu seperti bernafas.
jadi untuk saya berenang itu bukan hal yang luar biasa. saya sudah sering keluar masuk kolam renang bahkan sejak dari orok.
dengan orang tua. ban. atau di bagian yang dangkal.
sampai pada satu titik (saya lupa kenapa), saya jengkel karena sesuatu dan merasa harus membuktikan diri bahwa saya BISA berenang.
ke bagian kolam yang lebih dari dua meter. buang ban. ancang-ancang.
lompat.
nyebur.
detik pertama, YES, saya berenang di air.
detik berikutnya, saya tenggelam.
entah karena insting atau apa, saya berhasil mengaitkan tangan saya ke palang terdekat.
tryna safe my dignity i screamed to the people there 'SEE, I CAN DO IT'
no one ever suspect that i drowned (at least, tidak ada yang bilang apa pun)

kesimpulan : saya bodoh.
mungkin,
tapi 1 hal yang harus digarisbawahi. sesaat sebelum saya jatuh dari sepeda dan atau tenggelam.
orang benar2 percaya kalo saya bisa (otherwise they wont let me do it).
JUST BECAUSE I SAY SO. I BELIEVE IN MY HEART THAT I CAN.
I DO IT.

percaya bahwa bahkan tanpa latihan, tidak ada satupun hal yang tidak bisa saya lakukan.

orang berfikir bahwa pendidikan membuat kita lebih dewasa. pengalaman mengajarkan kita banyak hal.
kesalahan membuat kita melakukannya dengan lebih baik.

but i lose something important.
karena takut salah, saya jadi lebih berhati-hati dalam melakukan sesuatu.
kadang saya malah memilih untuk tidak melakukan sesuatu hanya karena saya takut kalo saya tidak bisa. khawatir saya akan gagal.

(yeah, sure, i've tried and i failed. but then i can learn how to do it better. saya bisa berenang dan naik sepeda)
kenapa sekarang saya takut untuk belajar yang lainnya?
and more importantly....where's that little girl going?

i would like to believe that she's somewhere inside of me. masih di sana. menanti saya menyadari  keberadaannya dan mengajaknya keluar bermain lagi.

one small step.
baby step. seperti memulai menulis blog ini.


Selasa, 23 Oktober 2012

cerita hidup saya ( non-editing version )

there are three ways to see a problem.
MY way, YOUR way, and the RIGHT way.
 
pernah ga kepikiran kenapa ketika ada kecelakaan, polisi selalu menginterogasi semua saksi? dan bagaimana bisa dari sekian banyak orang yang menyaksikan kejadian itu, tidak ada satu orang pun yang menceritakan sesuatu sama persis.
ada hal yang namanya perspektif. bagaimana hal ini terbentuk bisa anda cari di google. bagaimana hal ini mempengaruhi apa yang ada lihat, bisa dirasakan sendiri. bottom line, dua orang mengalami hal yang sama, keluar dengan cerita yang berbeda.
bisa sedikit berbeda, atau jauh berbeda. depend. but still different.

so, THIS is MY story.
apa yang akan anda2 sekalian baca di sini, saya jamin kebenarannya, tapi keakuratannya............we'll see lah.

adapun masalah 'the non-editing version' part......
saya suka 'jujur' cerita tentang pengalaman saya ke orang-orang. best friends, friends, almost-friends, stranger, siapa aza lah.
bukan mau sok-sokan jujur, lebih pada fakta saya memang tidak bisa diam. mulut ini rasanya punya kemauan sendiri.he he he....
masalahnya, satu cerita bisa saya ceritakan dengan banyak versi....tergantung siapa pendengarnya.
saya bukannya bohong ya. ga membumbui cerita, lebih kepada menyensor.
i mean...i have 'certain' image i should keep. and more significantly....people judge!!
and they do that a LOT.
jadi biasanya saya ngoceh sambil mikir....seberapa jauh saya bisa cerita. bagian mana yang harus saya simpan untuk orang lain dan atau diri saya sendiri.
(proses mental yang melelahkan hanya untuk CURHAT!! demi tuhan deh)

maka dari itu.....saya coba nulis.

saya paham bahwa anda sekalian judgemental. but on my defense, at least kalian ga tahu saya.
you can judge all you want. for all of you, iam just gonna be a crazy lady.

lagian saya capek ngoceh melulu....kalo saya bagi cerita saya di sini...mungkin (just maybe) mulut saya akhirnya bisa DIAM.
(orang masih berhak berharap kan? :) )

so, have fun reading MY SIDE of the story......!!!